BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sampah adalah dapat di artikan sebagai
benda yang tidak terpakai, di inginkan dan di buang atau sesuatu yang tidak di
gunakan, tidak di pakai, tidak di senangi, atau sesuatu yang di buang yang
berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya. (Wahid
Iqbal dan Nurul C 2009;274).
Berdasarkan SK.SNI. 19. 2454(2002;1).
Sampah adalah limbah yang padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang
di anggap tidak berguna lagi dan terus di kelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Dari dua pengertian dapat di
simpulkan bahwa sampah merupakan benda atau zat padat baik organik atau
anorganik akibat aktifitas manusia yang tidak di gunakan lagi kemudian di buang
serta di kelola agar tidak membahayakan lingkungan.
Menurut Wahid Iqbal dan Nurul C sumber
atau asal sampah dapat berasal dari:
1.
Rumah tangga atau pemukiman. Jenis sampah yang di
hasilkan berupa sisa makanan, buah-buahan dan sisa dari pengolahan makanan atau
sampah basah, sampah kering atau abu.
2.
Tempat umum dan perdagangan. Tempat umum adalah tempat
berkumpulnya banyak orang dan melakukan kegiatan termasuk perdagangan, jenis
sampah yang di hasikan berupasisa makanan dan sisa bangunan.
3.
Bahan Industri. Dari bahan industri dalam hal ini
termasuk industri yang menggunakan bahan-bahan dari alam misalnya energi
perusahaan kimia, kayu, logam, dan tempat pengolahan air kotor dan bersih.
Sampah yang di hasilkan biasanya berupa sampah basah, kering, sampah khusus da
berbahaya bagi manusia.
4.
Pertanian dan peternakan. Sampah yang di hasilkan
berasal dari tanaman atau kotoran binatang atau berupa sisa makanan yang mudah
membusuk maupun bahan pembasmi serangga.
Klasifikasi Sampah
Berdasarkan karakteristik:
1. Garbage.
Garbage adalah merupakan sampah yang dapat terurai yang berasal dari pengolahan
restoran, rumah tangga atau hotel.
2. Rubbish.
Rubbish adalah merupakan sampah dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah
terbakar maupun yang tidak mudah terbakar.
Berdasarkan
jenis atau zat kimia yang terkandung dalam sampah dapat di bedakan menjadi:
1. Sampah
organik misalnya makanan, daun, sayur dan buah.
2. Sampah
anorganik misalnya logam, pecah belah, abu dan kertas.
Berdasarkan
sifatnya di golongkan menjadi:
1. Sampah
yang mudah terurai dan membusuk misal sisa makanan, potongan daging dan daun.
2. Sampah
yang sukar membusuk seperti plastik, kaleng dan kaca.
3. Sampah
yang mudah terbakar misalnya plastik, kertas dan daun kering.
4. Sampah
yang tidak mudah terbakar misalnya besi, kaleng dan kaca.
Pengelola sampah adalah kegiatan yang
sistematis menyeluruh dan berkesinambungan dari pihak pengelola dalam
mengurangi dan menangani sampah yang harus di buang. (UU Nomor 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan sampah). Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang
berhubungan dengan pengatran terhadap penimbunan, penyimpanan(sementara
pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah)
dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan
masyarakat seperti teknik(Engineering) perlindungan alam (Conservation)
keindahan dan pertimbangan-pertimbangan lingkungan lainnya serta
mempertimbangkan sikapmasyarakat. (WahidIqbal dan Nurul C 2009;277)
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tanggaterdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengelolaan
sampah di lakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan
lingkungan atau keindahan serta memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah
pada dasarnya ingin menangani atau mengubah sampah menjadi barang yang memiliki
nilai ekonomis dan kemanfaatan serta mengubah menjadi material yang tidak
membahayakan lingkungan hidup. (http://www.scribd.com/doc/24843114/material
pengelolaan sampah).
Upaya yang di lakukan untuk menangani
permasalahan sampah seharusnya di mulai dari sumber sampah tersebut yaitu
dengan menrrapkan empat prinsip adalah 4 R diantaranya mengganti(Replace),
mengurangi(Reduse), mendaur ulang(Recycling), dan memakai kemali. Upayanya
yaitu:
a. Dampak
yang tidak di kelola. Secara umum membuang sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan
dan mengakibatkan tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus dapat
menjadi sumber pengotoran tanah, sumber pencemaran air/pemukiman atau udara
serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
b. Manfaat
sampah yang di kelola. Sampah yang di kelola memiliki beberapa manfaat:
1) Penghematan
sumber daya alam.
2) Penghematan
energi.
3) Penghematan
lahan TPA sampah.
4) Lingkungan
asri(bersih, sehat, nyaman).
Menurut SNI 03-3241-1994, Tempat
pembuangan akhir (TPA) sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan
pembuangan akhir sampah berupa tempat yang di gunakan untuk mengkarantina
sampah secara aman agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. TPA sampah
biasanya di tunjang dngan sarana prasarana antara lain:
a. Prasarana
Jalan. Prasaranajalan sangat menentukan keberhasilan pengoprasian TPA sampah.
b. Prasarana
Drainase. Drainase TPA sampah berfungsi untuk mengendalikan aliran limpahan air
hujan dengan tujuan untuk memperkecil yang masuk ke timbunan sampah dengan air
hujan yang merupakan faktor utama terhadap debit lindi yang di hasilkan.
Untuk
pelaksanaan dalam pengelolaan sampah melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Sampah
masuk yang di angkut menggunakan armada milik DPUPKP Kabupaten Kulon Progo
maupun milik KSM mandiri yang di kelola oleh masyarakat yaitu KSK TPS 3R Kulon
Progo.
b. Armada
yang masuk melalui tempat penimbangan dengan tujuan untuk mengetahui debit
sampah yang masuk.
c. Sampah
yang masuk di bongkar di tempat gedung untuk di lakukan proses. Untuk pemilahan
sampah di bagi menjadi 3 pengelompokan yaitu:
1) Sampah
yang dapat di giling untuk di jadikan kompos.
2) Sampah
bekas yang bisa langsung di jual lagi.
3) Sampah
yang masih bisa di manfaatkan kembali.
4) Sampah
yang tidak bisa di proses atau di olah di sering di sebut residu.
Barang sampah yang berbentuk residu atau
sampah yang tidak bisa di proses cara pengolahannya dengan cara di timbun tanah
urug.
Objek/Topik
Yang Di Pilih
Penulis memilih jud yang akan di
laksanakan adalah Pendampingan Pengelola Tempat pemrosesan Akhir Sampah dalam
menanggulangi Dampak Lingkungan di Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten
Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak lingkungan tempat pemrosesan
akhir sampah di desa Banyuroto merupakan permasalahan yang di hadapi 0leh
pengelola sampah, pemerintah dan masyarakat, sehingga perlu pendampingan yang
serius untuk mendapatkan solusinya. TPA sampah di Desa Banyuroto di dalam
beberapa kegiatan yang di lakukan seperti dalam pengolahan sampah 3R yang
banyak di pemanfaatanya untuk penyerapan tenaga kerja.
a. Jenis-
jenis kegiatan dan jumlah tenaga kerja:
1) Pengolahan
sampah 3R di lakukan pekerja sejulah 18 orang.
2) Operator
alat berat di lakukan 2 orang.
3) Penjaga
TPA di lakukan pekerja sejulah 2 orang.
4) Kebersihan
taman kota maupun taman TPA sampah Banyuroto sejumlah 10 orang.
Para pekerja ini dalam melaksanakan
pekerjaan dengan kerja sistem kontrak tahunan yaitu setiap tahun untuk
perpanjangan setiap tahun. Gaji tenaga kontrak di bayar setiap bulan sekali
dengan upah minimum standar Kabupaten Kulon Progo.pekerja dalam melakukan
pekerjaan dengan bekeja tiap hari tidak ada libur. Untuk ketenaga kerjaan yang
di butuhkan dan di prioritaska adalah warga setempat.
b. Potensi-potensi
yang di miliki dari TPA sampah banyuroto:
1) Tanah.
Tanah milik pemerintah kabupaten Kulon Progo yang di beli dari warga Banyuroto.
2) Pohon
peneduh atau taman TPA sampah. TA sampah ini di lengkapi dengan pepohonan yang
rindang di sekelilingnya dengan tujuan untuk untuk mengurangi dampak yang di
hasilkan dari TPA dan kesanya tidak berbentuk sampah.
3) Taman
TPA sampah. Dengan adanya taman pupuk organik bisa di manfaatkan untuk
pemupukan taman kota maupun taman Tpa sampah Banyuroto.
4) Kompos.
Kompos Kompos di pergunakan untuk para petani yang membutuhkan untuk tanaman
perkebunan.
5) Gas
Methan. Gas methan ini dapat di manfaatkan rumah-rumah di sekitar TPA sampah
banyuroto untuk di jadikan bahan bakar berupa biogas. Pemanfaat biogas selama
ini sudah tedapat 20 rumah yang memanfaatkan.
Dengan
adanya TPA sampah Banyuroto tentu saja adanya permasalahan tentang dampak yang
di hasilkan dari TPA sampah dapat di rasakan oleh masyarakat banyak terutama di
lingkungan TPA sampah. AdanyaTPA sampah Banyuroto terdapat dua dampak yang
muncul yaitu:
a.
Dampak positif yang terdapat di TPA
sampah Banyuroto Yaitu:
1) Penyerapan
tenaga kerja yang banyak untuk masyarakat lingkungan.
2) Memanfaatkan
barang bekas dari pembuangan sampah sebagian warga untuk menambah perekonomian.
3) Meningkatnya
perekonomian masyarakat.
b.
Dampak negatif yang di dapatkan dari TPA
sampah Banyuroto Yaitu:
1) Kurangnya
optimalisasi dalam melakukan pemilahan sehingga hasil yang di capai kurang
maksimal.
2) Keadaan
cuaca dapat menghambat dalam pekerjaan memilah dan ketika musim penghujan
sampah banyak kandungan air hujan yang menyebabkan sampah sulit di pilh.
3) Kurangnya
alat tekhnologi tepat guna.
4) Debit
sampah masuk lebih banyan dar pemrosesan sehingga terjadi penumpukan sampah yang
masuk.
5) Sarana
gedung masih kurang untuk menampung sampah masuk.
c.
Potensi di TPA sampah Banyuroto:
1) TPA
sampah Banyuroto memiliki lahan/tempat yang sangat luas sekitar 2 Ha.
2) TPA
sampah Banyuroto mempunyai alat timbang berbasis komputer untuk memudahkan pendataan.
3) Tpa
Sampah Banyuroto memiliki sarana dan prasarana gedung dan peralatan yang di
butuhkan.
4) TPA
sampah Banyuroto memiliki alat berat yang memadahi.
5) TPA
sampah Banyuroto membutuhkan SDM yang banyak.
6) TPA
sampah Banyuroto menghasilkan gas Methan yang di manfaatkan oleh warga
masyarakat lingkungan.
7) TPA
sampah Banyuroto mempunyai taman perindang dan taman yang dapat mengurangi rasa
bau sampah.
B.
Permasalahan.
Permasalahan
yang terjadi pada dampak TPA sampah Banyuroto:
1. Bagaimana
solusi agar pencemaran udara terhadap lingkungan di sekitarnya dapat
terkondisi?.
2. Bagaimanakah
cara mengatasi agar limbah lindi tidak mencemari lingkungannya?.
3. Bagaimanakah
dalam menyikapi dengan lingkungan yang kumuh di sekitar lokasi TPA sampah?.
C.
Tujuan
Magang
1)
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
potensi dan menginventarisasi permasalahan yang
dihadapi pengelola, pemerintah dan masyarakat di dalam penanganan dan
pengendalian dampak yang terjadi karena adanya tempat pemrosesan akhir sampah
yang ada di Desa Banyuroto.
2)
Mahasiswa dapat mengetahui apa
manfaat yang terdapat di TPA sampah.
3)
Mahasiswa dapat mengetahui yang
tejadi kendala dalam pengelolaan sampah.
4)
Mahasiswa akan mencari bagaimana
solusi untuk memecahkan masalah yang ada di TPA sampah Banyuroto.
D. Sasaran dan Lokasi Magang
1)
Sasaran
Yang menjadi sasaran
dalam pelaksanaan magang ini adalah Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Desa Banyuroto
Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo.
2)
Lokasi
Lokasi magang bertempat
di wilayah Pedukuhan Tawang Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon
Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
E. Metode
Dalam melaksanakan permagangan, penulis
menggunakan analisis SWOT (Strengh,
Weakness, Opportunity dan Threat). Analisis S.W.O.T. adalah metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim S.W.O.T.(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats)
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford
pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Analisis S.W.O.T. dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mencegah keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities)yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan
sebuah ancaman baru.
Analisis S.W.O.T.
Matri analisis S.W.O.T. adalah
sebagai berikut:
|
Kekuatan
(Strengths/S)
|
Kelemahan
(Weaknesses/W)
|
Peluang/Kesempatan
(Opportunities/O)
|
Strategi (SO)
Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang.
|
Strategi (WO)
Strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
|
Ancaman
(Treats/T)
|
Strategi (ST)
Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman.
|
Strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk
menghindari ancaman.
|
Penjelasan
Matrix S.W.O.T.
1.
Strategi SO (Strength
and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran
perusahaan/kelompok, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2.
Strategi ST (Strength
and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman.
3.
Strategi WO (Weakness
and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.
Strategi WT (Weakness
and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta S.W.O.T.menurutFred R.
David, 2008, Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area
fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam
semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal,
digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang
jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi
ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi
kelemahan.
Komponen
S.W.O.T.
a.
Kekuatan (Strenghts).
b.
Kelemahan (Weakness).
c.
Peluang (Opportunities).
d.
Ancaman (Threats).
Rangkuti,
2000 menulis
bahwa analisis S.W.O.T. didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strengths dan Oppurtinities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses dan Threats. Matrik S.W.O.T. dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana Lingkungan Eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi perusahaan,
agar dapat disesuaikan dengan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang
dimiliki. Analisis ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
Anaisis Lingkungan Ekternal (ALE) adalah hal-hal yang berasal dari luar yang
bisa mempengaruhi strategi, sedangkan Analisis Lingkungan Intern merupakan
hal-hal berasal dari dalam yang bisa berpengaruh pada strategi.
F. Rangkaian Aktivitas dan Strategi
Rangkaian
aktivitas memuat tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
a.
Observasi
Pada kegiatan observasi tahap-tahap yang
dilakukan sebagai berikut:
1)
Persiapan.
a) Memberikan
surat keterangan magang pada Pengelola TPA sampah Banyuroto Yaitu DPUPKP UPT
Persampahan air limbah dan pertamanan dan Pemerintah Kecamatan Nanggulan guna
meminta ijin magang pada kegiatan di TPA sampah Banyuroto.
b) Mengundang
kepala UPT dan pengelola beserta Pemerintah setempat dan masyarakat untuk
memberikan informasi dan tujuan dari kegiatan magang yang dilakukan.
c) Membuat
jadwal kegiatan.
2)
Survey lokasi tempat magang.
a) Pengamatan
kegiatan pekerjaan di TPA sampah Banyuroto
b) Pengamatan
permasalahan yang ada di TPA sampah Banyuroto.
b.
Perkenalan
Pada
kegiatan perkenalan tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut:
1)
Menemui Kepala Desa/Sekretaris Desa di kantor desa, pada hari Sabtu 23
Februari 2019.
2)
Perkenalan dengan pengelola di
lapangan dan karyawan TPA sampah
Banyuroto, pada hari Senin tanggal 23 Februari 2019.
c.
FGD
(Focus Group Discusion)
Pada kegiatan ini pemagang mengadakan diskusi
tentang:
1)
Permasalahan yangada di TPA sampah Banyuroto.
2)
Mencari solusi untuk penaganan masalah.
3)
Menginventarisasi permasalahan yang ada.
4)
Melakukan program aksi pemecahan masala.
G. Waktu pelaksanaan, data yang
diperlukan, pihak yang berperan
1.
Waktu pelaksanaan
Dalam pelaksanaan magang penulis membagi
waktu sebagai berikut:
a.
Phase persiapan 2 minggu.
b.
Phase pengumpulan data dan informasi di
lapangan 2 minggu.
c.
Phase pengolahan data dan informasi 3
minggu.
d.
Phase penulisan laporan 3 minggu.
2.
Data yang diperlukan
Bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan
magang antara lain:
a.
Data geografis wilayah yang menjadi
obyek magang.
b.
Data demografi wilayah yang menjadi
obyek magang.
c.
Keadaan ekonomi, sosial dan budaya
wilayah yang menjadi obyek magang.
d.
Keadaan pemerintahan desa yang menjadi
obyek magang.
e.
Lembaga-lembaga sosial di wilayah yang
menjadi obyek magang.
3.
Pihak yang berperan
a.
Pengelola TPA sampah Banyuroto.
b.
Aparatur Pemerintah Desa Banyuroto.
c.
Karyawan TPA sampah Banyuroto
d.
Masyarakat lingkungan.
H.
Strategi
magang yang ditempuh melalui:
1.
Perkenalan
Perkenalan merupakan
tahap awal yang dilakukan untuk saling memperkenalkan diri antara peserta
magang dengan pengelola TPA sampah dan anggota karyawan TPA sampah.
2.
Fasilitasi
a.
Musyawarah dengan pengelola dan
masyarakat.
b.
Menjembatani dalam menyelesaikan permasalahan.
c.
Membantu mencari solusi jika ada
permasalahan.
3.
Pendampingan
Bekerjasama
dengan pengelola TPA sampah Banyuroto, Kampus, Pemerintah Desa maupun Instansi
yang terkait dengan TPA sampah.
I.
Peran
Mahasiswa Dalam Kegiatan Magang
Adapun
peran mahasiswa dalam kegiatan permagangan adalah sebagai berikut:
1.
Mediator
Mediator
merupakan pendamping dan menjembatani masyarakat dengan pengelola TPA sampah
Banyuroto.
2.
Fasilitator
Pemagang memfasilitasi sebagai
fasilitator dan akan selalu berkoordinasi baik kepada pengelola sampah,
Pemerintahan. Masyarakat maupun pekerja di TPA sampah Banyuroto.
3.
Pendamping.
Dalam
pendampingan mahasiswa akan melakukan koordinasi kesemua pihak, dan aktif
memberikan masukan serta aktif dalam kegiatan di lokasi atau lapangan.
J. Hasil Yang Diharapkan.
1.
Bagi
Mahasiswa
a.
Menambah wawasan/pemahaman bagi
mahasiswa tentang peran UPT Persampahan Air Limbah dan pertamanan dalam
pengelolaan akhir sampah.
b.
Dengan adanya kegiatan magang
mahasiswa memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang di peroleh dari
kegiatan belajar dari kampus.
c.
Dalam pelaksanaan magang bagi
mahasiswa dapat melatih untuk berinteraksi langsung dengan pengelola sampah
bersama masyarakat.
d.
Mahasiswa dapat melakanakan dengan
terjun langsung ke lapangan untuk melatih bersosialisasi dalam memecahkan
masalah yang di hadapi dan mencarikan solusi secara bersama-sama dengan
pengelola TPA sampab Banyuroto.
e.
Dengan kegiatan magang ini
mahasiswa mampu bekerjasama dengan pengelola sampah dan pemerintah desa
sehingga mampu menciptakan semangat dan kekuatan baru untuk meningkatkan
kinerja dalam pengelolaan sampah.
2.
Bagi
Pengelola TPA sampah Banyuroto
a.
Memperoleh bantuan tenaga dan
pemikiran dalam pemecahan masalah.
b.
Pengelola TPA sampah mendapatkan
wawasan, pengetahuan, motivasi untuk pengendalian dampak TPA sampah.
c.
Diharapkan dari hasil pengelolaan
sampah bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
K. Faktor Pendukung Dan Penghambat
1.
Faktor
Pendukung
a.
Adanya objek TPA sampah Banyuroto.
b.
Ada UPT Persampahan yang menangani
dalam pengelolaan sampah.
c.
Ada aktifitas kegiatan lapangan.
d.
Rumah tinggal pemagang ada di
lokasi magang.
2.
Faktor
Penghambat
a.
Belum adanya kesepahaman dan kesepakatan
dari pihak-pihak yang berkepentingan.
b.
Tenaga kerja belum di maksimalkan.
c.
Sulitnya pemagang berkoordinasi dengan pengelola
TPA dengan masyarakat.
BAB II
DESKRIPSI LOKASI MAGANG DAN SASARAN
MAGANG
Sebelum
melakukan proses permagangan, pemagang melakukan observasi terlebih dahulu
untuk memperoleh data yang akurat dengan teknik wawancara maupun diskusi
kelompok atau Focus Group Discusstion (FGD)
bersama dengan masyarakat dan pengelola TPA sampah yang ada di tempat
pemrosesan sampah yang menjadi obyek magang. FGD merupakan langkah awal untuk
mengetahui potensi dan masalah yang ada
di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Desa Banyuroto.
Kabupaten
Kulon Progo memiliki beberapa pengelolaan sampah yang terdapat di seluruh
wilayah Kabupaten Kulon Progo, baik Bang Sampah , TPS3R, maupun TPA. Salah
satunya berada di Dusun Tawang yang terletak di Kecamatan Nanggulan, khususnya
di wilayah Desa Banyuroto. Desa Banyuroto merupakan salah satu desa yang
memiliki potensi TPA yaitu Tempat Pemrosesan Akhir sampah yang dipunyai oleh
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang dikelola oleh DPUPKP
Desa
Banyuroto terdiri dari 8 Pedukuhan yang mempunyai karakteristik dan corak yang
berbeda-beda dalam memberi motivasi kegiatan pekerjaan di TPA sampah Desa
Banyuroto agar pekerjaan tidak banyak menimbulkan dampak negatif. Desa
Banyuroto dapat terbantu dengan adanya TPA terutama dalam membuka peluang kerja
dan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya untuk bekerja sebagai
karyawan TPA sampah karena memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitanya. Di Desa Banyuroto ada 2 pengelolaan sampah yaitu TPS3R
yang berada di pedukuhan Sambiroto dan TPA sampah yang ada di pedukuhan Tawang.
TPA
sampah Banyuroto terdapat beberapa potensi yang dapat di manfaatkan oleh
masyarakat, tenaga kerja, pupuk organik, biogas dan peralatan.
Gambaran
tentang wilayah Desa Banyuroto yang meliputi :
A. KEADAAN WILAYAH DESA BANYUROTO
1.
Batas
Wilayah
Secara
geografis wilayah Desa Banyuroto terletak paling ujung sebelah selatanKecamatan
Nanggulan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pengasih. Adapun keterangan
lebih lengkap batas desa Banyuroto sebagai berikut:
a.
Sebelah Utara : Desa Giri Purwo Kecamatan Girimulyo
b.
Sebelah Selatan : Desa Sendang Sari Kecamatan Pengasih
c.
Sebelah Barat : Desa Sidomulyo Kecamatan Pengasih
d.
Sebelah Timur : Desa Donomulyo Kecamatan Nanggulan
2.
Orbitasi
a.
Jarak
Geografis:
1)
Ke gunung : 2 Km
2)
Ke Laut : 40 Km
3)
Ke Pasar : 1 Km
4)
Ke Bandara :
40 Km
5)
Ke Terminal :
8 Km
6)
Ke Stasiun : 7 Km
7)
Ke Wisata Pantai : 30 Km
8)
Ke Kantor Polisi : 7 Km
9)
Ke Perbatasan Kabupaten :
3 Km
10)
Ke Perbatasan Propinsi : 25 Km
11)
Ke Perbatasan Negara : 270 Km
b.
Jarak
Ke Pusat Pemerintahan:
1)
Ke Kecamatan Nanggulan :
3 Km (10 menit)
2)
Ke Kabupaten Kulon Progo : 5 Km (15 menit)
3)
Ke Provinsi DIY : 42 Km (45 menit)
4)
Ke Ibukota Negara RI : 500 Km
3.
Topografi
a.
Ketinggian di Atas Permukaan Laut : 600-700 m
1)
Suhu : 18-30̊ C
2)
Curah hujan : 2,500/3,000 mm/th
4.
Luas
Wilayah Menurut Penggunaan
Luas
wilayah Desa Banyuroto secara keseluruhan adalah 731.97 Ha yang merupakan tanah
hak milik dan hak pakai bagi warga desa tersebut. Adapun tanah tersebut
difungsikan untuk berbagai kepentingan masyarakat maupun kepentingan umum
lainnya. Pembagian penggunaan tanah tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel II.1
Luas Tanah dan Penggunaannya
No.
|
Penggunaan
Tanah
|
Luas
(Ha)
|
1
|
Pemukiman
|
123,8800
|
2
|
Persawahan
· Irigasi
½ tehnis : 35,0300ha
· Irigasi
teknis : 70,0000
· Tadah
hujan : 61,4500 ha
|
166,4800
|
3
|
Pekarangan
|
300,0000
|
4
|
Makam/kuburan
|
4,6100
|
5
|
Perkantoran
|
0,5000
|
6
|
Prasarana
umum lainnya
|
482,0000
|
|
JUMLAH
|
731,9700
|
Sumber : Data Profil Desa Banyuroto 2018
Berdasarkan
tabel II.1 dapat diketahui bahwa bidang tanah yang terdapat di wilayah Desa
Banyuroto dengan batas-batas yang jelas difungsikan untuk berbagai kepentingan
yang sebagian besar adalah untuk permukiman yang tersebar di 8 padukuhan.
5.
Jumlah
Penduduk
a. Jumlah Penduduk Dan Kepadatan
Penduduk.
1)
Jumlah
Penduduk.
Penduduk
merupakan potensi yang sangat menentukan maju mundurnya perkembangan suatu
wilayah, karena penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan dalam hal ini
penduduk sebagai perencana dan pelaksana pembangunan. Oleh sebab itu unsur
penduduk harus mendapatkan perhatian baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Jumlah
penduduk Desa Banyuroto akhir tahun 2018 : 4.124 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga 1.329 yang terbagi menurut jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel II.2
Jumlah Penduduk Desa Banyuroto
Memuat Jenis Kelamin
No
|
Jenis
kelamin
|
Jumlah
(jiwa)
|
1
|
Laki-laki
|
2.035
|
2
|
Perempuan
|
2.089
|
|
Jumlah
|
4.124
|
Sumber : Data profil Desa Banyuroto tahun 2018
2)
Kepadatan
Penduduk
Kepadatan
penduduk (population density)merupakan
ukuran demografi yang menyatakan besarnya rasio angka perbandingan antara
jumlah penduduk di suatu daerah/negara dengan luas tanah atau daratan di suatu
daerah tersebut.
Kepadatan
Penduduk Arithmatik (kasar)
Rumus : Kpt =
Km²
Kpt :
Kepadatan penduduk Arithmatik (kasar)
P :
Jumlah penduduk suatu daerah pada tahun tertentu.
LD :
Luas daerah tertentu
Diketahui : P =
4.124 jiwa
LD =
731.97 Ha
1 Ha =
0,01 Km²
731.97 = 7.3197 Km²
Kpt =
× 1 Km²
=
jiwa /Km²
= 563 jiwa / Km²
Artinya bahwa jumlah penduduk Desa
Banyuroto rata-rata per kilometer persegi adalah 563 jiwa, tanpa memandang mata
pencaharian dengan luas wilayah baik lahan pertanian ataupun tidak.
b.
Perubahan Penduduk
Jumlah penduduk suatu daerah selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada
waktu tertentu jumlah penduduk dapat berubah menjadi berkurang tetapi
bisa juga mengalami pertambahan dari waktu sebelumnya.
Perubahan jumlah penduduk merupakan
akibat langsung dari terjadinya peristiwa-peristiwa demografi yang meliputi
kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar.
Terjadinya kelahiran dan migrasi
masuk mengakibatkan jumlah penduduk bertambah, sedangkan kematian dan migrasi
keluar mengakibatkan perubahan penduduk berkurang. Pertumbuhan penduduk dapat
diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu: kurang dari 1% termasuk kateegori
pertumbuhan penduduk rendah, 1% - 2% tergolong sedang sedangkan lebih dari 2% tergolong pertumbuhan penduduk
tinggi. Berikut Perubahan penduduk Desa Banyuroto dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel II.3
Perubahan Penduduk Desa Banyuroto
No.
|
Keterangan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah (jiwa)
|
1
|
Kelahiran
|
11
|
18
|
29
|
2
|
Kematian
|
9
|
15
|
24
|
3
|
Datang
|
20
|
22
|
42
|
4
|
Pindah
|
20
|
16
|
36
|
Sumber :
Data Potensi Desa Banyuroto 2018
Tabel II.3 adalah tabel untuk
mengetahui pertambahan jumlah penduduk Desa Banyuroto, maka dapat dihitung
angka pertambahan penduduk sebagai berikut:
B
= Kelahiran
D
= Kematian
I = Datang
E
= Pindah
=
=
= 0,26
Jadi
angka pertambahan penduduk Desa Banyuroto pada tahun 2018 adalah 0,26, dan
tergolong pertambahan penduduk rendah.
6.
Pendidikan
Penduduk
Tingkat
pendidikan penduduk akan berpengaruh terhadap kemajuan disuatu wilayah. Semakin
banyak penduduk yang mempunyai pendidikaan yang cukup akan semakin cepat pula
perubahan kemajuan di suatu wilayah karena akan tumbuh inovasi-inovasi baru
walaupun pendidikan bukan merupakan jaminan. Pendidikan akan mempunyai dampak
positif terhadap perkembangan desa jika didukung dengan pengalaman dan semangat
yang tinggi. Tingkat pendidikan di Desa Banyuroto dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel
II.4
Komposisi
Penduduk Menurut Lulusan Tingkat Pendidikan (3-56 tahun)
No
|
Tingkat
pendidikan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Persen
tase
|
1
|
Usia 3-6 th. yang belum masuk TK
|
75
|
100
|
175
|
4,24%
|
2
|
Usia 3-6 th. yang sedang TK/PAUD
|
100
|
108
|
208
|
5,07%
|
3
|
Usia 7-18 th. Tidak pernah sekolah
|
100
|
100
|
200
|
4,85%
|
4
|
Usia 7-18 th. Sedang sekolah
|
200
|
300
|
500
|
12,12%
|
5
|
Usia 18-56 th. Tidak pernah sekolah
|
50
|
70
|
120
|
2,91%
|
|
Usia 18-56 th. Tidak tamat SD
|
124
|
120
|
244
|
5,92%
|
|
Tamat Sd/sederajat
|
405
|
415
|
820
|
19,88%
|
|
Tamat SMP/sederajat
|
410
|
327
|
737
|
17,87%
|
|
Tamat SMA/sederajat
|
535
|
464
|
999
|
24,22%
|
|
Tamat D1/D2sederajat
|
7
|
7
|
14
|
0,34%
|
|
Tamat D3/sederajat
|
13
|
14
|
27
|
0,65%
|
|
Tamat S1/sederajat
|
44
|
34
|
77
|
1,87%
|
|
Tamat S2/sederajat
|
1
|
1
|
2
|
0,05%
|
|
Jumlah
|
2064
|
2060
|
4124
|
100,00%
|
Sumber
: Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Tabel
II.4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk berpendidikan Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas (SLTA)/sederajat, namun demikian pendidikan tidak menjadi
penghalang semangat warga memenunjukkan dukungan dan karya-karyanya kepada desa.
7.
Mata
Pencaharian Penduduk
Mata
pencaharian penduduk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang mempunyai mata pencaharian akan
mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Berikut ini adalah tabel
komposisi mata pencaharian penduduk Desa Banyuroto.
Tabel
II.5
Komposisi
Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No
|
Jenis
Pekerjaan
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1
|
Petani
|
986
|
1.060
|
2.046
|
78,66%
|
2
|
PNS
|
28
|
10
|
38
|
1,46%
|
3
|
Pedagang
|
10
|
15
|
25
|
0,96%
|
4
|
Perawat swasta
|
-
|
4
|
4
|
0,15%
|
5
|
TNI
|
3
|
-
|
3
|
0,12%
|
6
|
POLRI
|
12
|
-
|
12
|
0,46%
|
7
|
Pengusaha kecil dan menengah
|
40
|
14
|
54
|
2,08%
|
8
|
Dukun kampung terlatih
|
-
|
3
|
3
|
0,12%
|
9
|
Jasa pengobatan alternatif
|
2
|
-
|
2
|
0,08%
|
10
|
Dosen swasta
|
1
|
-
|
1
|
0,04%
|
11
|
Pengusaha besar
|
5
|
-
|
5
|
0,19%
|
12
|
Seniman
|
1
|
-
|
1
|
0,04%
|
13
|
Kary. Perusahaan swasta
|
185
|
108
|
293
|
11,26%
|
14
|
Kary. Perusahaan pemerintah
|
58
|
55
|
113
|
4,34%
|
15
|
TKI
|
1
|
-
|
1
|
0,04%
|
|
Jumlah
|
1.332
|
1.269
|
2.601
|
100,00%
|
Sumber
: Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Dari tabel II.5 menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk (78,66 %) mempunyai mata pencaharian petani. Persentase
petani yang besar sangat tepat untuk pengembangan wisata agro atau agro wisata.
- Agama Dan Kepercayaan
Warga
masyarakat dapat merasakan kehidupan bertetangga yang nyaman jika penduduknya
mengamalkan agama/kepercayaannya masing-masing tanpa dipengaruhi unsur-unsur
yang dapat memecah belah kerukunan dalam bertetangga dan beragama. Berikut ini
tabel penganut agama dan kepercayaan di Desa Banyuroto.
Tabel II.6
Komposisi Penduduk Menurut Agama
dan Kepercayaan
No
|
Agama
|
Laki-laki
|
Perem-puan
|
Jumlah
|
Persentase
|
1
|
Islam
|
2023
|
2069
|
4092
|
99,22%
|
2
|
Kristen Protestan
|
7
|
8
|
15
|
0,36%
|
3
|
Kristen Katolik
|
12
|
5
|
17
|
0,42%
|
|
Jumlah
|
|
|
4.124
|
100,00%
|
Sumber
: Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Dari
data tabel II.6 menunjukkan bahwa komposisi agama yang ada di Desa Banyuroto
cukup beragam dan saling hidup berdampingan, rukun dan menjunjung tinggi toleransi dalam beragama. Dengan rasa
toleransi yang tinggi akan tercipta suasana kondusif tanpa ada perbedaan.
9.
Penduduk
Berdasar Cacat Fisik & Mental
Penduduk
berkebutuhan khusus harus mendapatkan perhatian dan penanganan dari desa maupun
pemerintah sehingga para penyandang berkebutuhan khusus tersebut bisa terpenuhi
kebutuhan maupun hak-haknya. Para penyandang berkebutuhan khusus harus
mendapatkan pendidikan dan ketrampilan seperti warga yang lain. Berikut ini data penduduk Desa Banyuroto
berkebutuhan Khusus.
Tabel
II.7
Komposisi
Penduduk Menurut Jenis Cacat
No
|
Cacat
fisik
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
Tuna rungu
|
13
|
7
|
20
|
2
|
Tuna wicara
|
6
|
3
|
9
|
3
|
Tuna netra
|
4
|
2
|
6
|
4
|
Sumbing
|
1
|
-
|
1
|
5
|
Idiot
|
1
|
1
|
2
|
6
|
Gila
|
1
|
1
|
2
|
7
|
Stres
|
4
|
1
|
5
|
Sumber
: Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Tabel
II.7 menunjukkan bahwa Desa Banyuroto terdapat beberapa penderita cacat baik
cacat fisik maupun cacat mental, yang
terbanyak adalah penderita cacat tuna rungu. Warga yang demikian dapat
diberikan kursus-kursus keterampilan sehingga dapat diberdayakan.
UNTUK BAB 2 SAMPAI 5 BISA DIUNDUH PADA LINK DI BAWAH INI.
Untuk mengunduh file .doc KLIK DI SINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar