Senin, 22 Juli 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG TPA SAMPAH




BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Sampah adalah dapat di artikan sebagai benda yang tidak terpakai, di inginkan dan di buang atau sesuatu yang tidak di gunakan, tidak di pakai, tidak di senangi, atau sesuatu yang di buang yang berasal dari kegiatan manusia serta tidak terjadi dengan sendirinya. (Wahid Iqbal dan Nurul C 2009;274).
Berdasarkan SK.SNI. 19. 2454(2002;1). Sampah adalah limbah yang padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang di anggap tidak berguna lagi dan terus di kelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Dari dua pengertian dapat di simpulkan bahwa sampah merupakan benda atau zat padat baik organik atau anorganik akibat aktifitas manusia yang tidak di gunakan lagi kemudian di buang serta di kelola agar tidak membahayakan lingkungan.

Menurut Wahid Iqbal dan Nurul C sumber atau asal sampah dapat berasal dari:
1.      Rumah tangga atau pemukiman. Jenis sampah yang di hasilkan berupa sisa makanan, buah-buahan dan sisa dari pengolahan makanan atau sampah basah, sampah kering atau abu.
2.      Tempat umum dan perdagangan. Tempat umum adalah tempat berkumpulnya banyak orang dan melakukan kegiatan termasuk perdagangan, jenis sampah yang di hasikan berupasisa makanan dan sisa bangunan.
3.      Bahan Industri. Dari bahan industri dalam hal ini termasuk industri yang menggunakan bahan-bahan dari alam misalnya energi perusahaan kimia, kayu, logam, dan tempat pengolahan air kotor dan bersih. Sampah yang di hasilkan biasanya berupa sampah basah, kering, sampah khusus da berbahaya bagi manusia.
4.      Pertanian dan peternakan. Sampah yang di hasilkan berasal dari tanaman atau kotoran binatang atau berupa sisa makanan yang mudah membusuk maupun bahan pembasmi serangga.
Klasifikasi Sampah
            Berdasarkan karakteristik:
1.      Garbage. Garbage adalah merupakan sampah yang dapat terurai yang berasal dari pengolahan restoran, rumah tangga atau hotel.
2.      Rubbish. Rubbish adalah merupakan sampah dari perkantoran, perdagangan baik yang mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar.
Berdasarkan jenis atau zat kimia yang terkandung dalam sampah dapat di bedakan menjadi:
1.      Sampah organik misalnya makanan, daun, sayur dan buah.
2.      Sampah anorganik misalnya logam, pecah belah, abu dan kertas.
Berdasarkan sifatnya di golongkan menjadi:
1.      Sampah yang mudah terurai dan membusuk misal sisa makanan, potongan daging dan daun.
2.      Sampah yang sukar membusuk seperti plastik, kaleng dan kaca.
3.      Sampah yang mudah terbakar misalnya plastik, kertas dan daun kering.
4.      Sampah yang tidak mudah terbakar misalnya besi, kaleng dan kaca.

Pengelola sampah adalah kegiatan yang sistematis menyeluruh dan berkesinambungan dari pihak pengelola dalam mengurangi dan menangani sampah yang harus di buang. (UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan sampah). Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengatran terhadap penimbunan, penyimpanan(sementara pengumpulan, pemindahan atau pengangkutan, pemrosesan dan pembuangan sampah) dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat seperti teknik(Engineering) perlindungan alam (Conservation) keindahan dan pertimbangan-pertimbangan lingkungan lainnya serta mempertimbangkan sikapmasyarakat. (WahidIqbal dan Nurul C 2009;277)
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tanggaterdiri atas pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah di lakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan lingkungan atau keindahan serta memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah pada dasarnya ingin menangani atau mengubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan kemanfaatan serta mengubah menjadi material yang tidak membahayakan lingkungan hidup. (http://www.scribd.com/doc/24843114/material pengelolaan sampah).
Upaya yang di lakukan untuk menangani permasalahan sampah seharusnya di mulai dari sumber sampah tersebut yaitu dengan menrrapkan empat prinsip adalah 4 R diantaranya mengganti(Replace), mengurangi(Reduse), mendaur ulang(Recycling), dan memakai kemali. Upayanya yaitu:
a.       Dampak yang tidak di kelola. Secara umum membuang sampah yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan mengakibatkan tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus dapat menjadi sumber pengotoran tanah, sumber pencemaran air/pemukiman atau udara serta menjadi sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang membahayakan kesehatan.
b.      Manfaat sampah yang di kelola. Sampah yang di kelola memiliki beberapa manfaat:
1)      Penghematan sumber daya alam.
2)      Penghematan energi.
3)      Penghematan lahan TPA sampah.
4)      Lingkungan asri(bersih, sehat, nyaman).
Menurut SNI 03-3241-1994, Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang di gunakan untuk mengkarantina sampah secara aman agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. TPA sampah biasanya di tunjang dngan sarana prasarana antara lain:
a.       Prasarana Jalan. Prasaranajalan sangat menentukan keberhasilan pengoprasian TPA sampah.
b.      Prasarana Drainase. Drainase TPA sampah berfungsi untuk mengendalikan aliran limpahan air hujan dengan tujuan untuk memperkecil yang masuk ke timbunan sampah dengan air hujan yang merupakan faktor utama terhadap debit lindi yang di hasilkan.
Untuk pelaksanaan dalam pengelolaan sampah melalui beberapa tahapan yaitu:
a.       Sampah masuk yang di angkut menggunakan armada milik DPUPKP Kabupaten Kulon Progo maupun milik KSM mandiri yang di kelola oleh masyarakat yaitu KSK TPS 3R Kulon Progo.
b.      Armada yang masuk melalui tempat penimbangan dengan tujuan untuk mengetahui debit sampah yang masuk.
c.       Sampah yang masuk di bongkar di tempat gedung untuk di lakukan proses. Untuk pemilahan sampah di bagi menjadi 3 pengelompokan yaitu:
1)      Sampah yang dapat di giling untuk di jadikan kompos.
2)      Sampah bekas yang bisa langsung di jual lagi.
3)      Sampah yang masih bisa di manfaatkan kembali.
4)      Sampah yang tidak bisa di proses atau di olah di sering di sebut residu.
Barang sampah yang berbentuk residu atau sampah yang tidak bisa di proses cara pengolahannya dengan cara di timbun tanah urug.

            Objek/Topik Yang Di Pilih
Penulis memilih jud yang akan di laksanakan adalah Pendampingan Pengelola Tempat pemrosesan Akhir Sampah dalam menanggulangi Dampak Lingkungan di Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta. Dampak lingkungan tempat pemrosesan akhir sampah di desa Banyuroto merupakan permasalahan yang di hadapi 0leh pengelola sampah, pemerintah dan masyarakat, sehingga perlu pendampingan yang serius untuk mendapatkan solusinya. TPA sampah di Desa Banyuroto di dalam beberapa kegiatan yang di lakukan seperti dalam pengolahan sampah 3R yang banyak di pemanfaatanya untuk penyerapan tenaga kerja.
a.       Jenis- jenis kegiatan dan jumlah tenaga kerja:
1)      Pengolahan sampah 3R di lakukan pekerja sejulah 18 orang.
2)      Operator alat berat di lakukan 2 orang.
3)      Penjaga TPA di lakukan pekerja sejulah 2 orang.
4)      Kebersihan taman kota maupun taman TPA sampah Banyuroto sejumlah 10 orang.
Para pekerja ini dalam melaksanakan pekerjaan dengan kerja sistem kontrak tahunan yaitu setiap tahun untuk perpanjangan setiap tahun. Gaji tenaga kontrak di bayar setiap bulan sekali dengan upah minimum standar Kabupaten Kulon Progo.pekerja dalam melakukan pekerjaan dengan bekeja tiap hari tidak ada libur. Untuk ketenaga kerjaan yang di butuhkan dan di prioritaska adalah warga setempat.
b.      Potensi-potensi yang di miliki dari TPA sampah banyuroto:
1)      Tanah. Tanah milik pemerintah kabupaten Kulon Progo yang di beli dari warga Banyuroto.
2)      Pohon peneduh atau taman TPA sampah. TA sampah ini di lengkapi dengan pepohonan yang rindang di sekelilingnya dengan tujuan untuk untuk mengurangi dampak yang di hasilkan dari TPA dan kesanya tidak berbentuk sampah.
3)      Taman TPA sampah. Dengan adanya taman pupuk organik bisa di manfaatkan untuk pemupukan taman kota maupun taman Tpa sampah Banyuroto.
4)      Kompos. Kompos Kompos di pergunakan untuk para petani yang membutuhkan untuk tanaman perkebunan.
5)      Gas Methan. Gas methan ini dapat di manfaatkan rumah-rumah di sekitar TPA sampah banyuroto untuk di jadikan bahan bakar berupa biogas. Pemanfaat biogas selama ini sudah tedapat 20 rumah yang memanfaatkan.
Dengan adanya TPA sampah Banyuroto tentu saja adanya permasalahan tentang dampak yang di hasilkan dari TPA sampah dapat di rasakan oleh masyarakat banyak terutama di lingkungan TPA sampah. AdanyaTPA sampah Banyuroto terdapat dua dampak yang muncul yaitu:
                               a.            Dampak positif yang terdapat di TPA sampah Banyuroto Yaitu:
1)      Penyerapan tenaga kerja yang banyak untuk masyarakat lingkungan.
2)      Memanfaatkan barang bekas dari pembuangan sampah sebagian warga untuk menambah perekonomian.
3)      Meningkatnya perekonomian masyarakat.
                              b.            Dampak negatif yang di dapatkan dari TPA sampah Banyuroto Yaitu:
1)      Kurangnya optimalisasi dalam melakukan pemilahan sehingga hasil yang di capai kurang maksimal.
2)      Keadaan cuaca dapat menghambat dalam pekerjaan memilah dan ketika musim penghujan sampah banyak kandungan air hujan yang menyebabkan sampah sulit di pilh.
3)      Kurangnya alat tekhnologi tepat guna.
4)      Debit sampah masuk lebih banyan dar pemrosesan sehingga terjadi penumpukan sampah yang masuk.
5)      Sarana gedung masih kurang untuk menampung sampah masuk.
                               c.            Potensi di TPA sampah Banyuroto:
1)      TPA sampah Banyuroto memiliki lahan/tempat yang sangat luas sekitar 2 Ha.
2)      TPA sampah Banyuroto mempunyai alat timbang berbasis komputer untuk memudahkan pendataan.
3)      Tpa Sampah Banyuroto memiliki sarana dan prasarana gedung dan peralatan yang di butuhkan.
4)      TPA sampah Banyuroto memiliki alat berat yang memadahi.
5)      TPA sampah Banyuroto membutuhkan SDM yang banyak.
6)      TPA sampah Banyuroto menghasilkan gas Methan yang di manfaatkan oleh warga masyarakat lingkungan.
7)      TPA sampah Banyuroto mempunyai taman perindang dan taman yang dapat mengurangi rasa bau sampah.
   B.     Permasalahan.
Permasalahan yang terjadi pada dampak TPA sampah Banyuroto:
1.      Bagaimana solusi agar pencemaran udara terhadap lingkungan di sekitarnya dapat terkondisi?.
2.      Bagaimanakah cara mengatasi agar limbah lindi tidak mencemari lingkungannya?.
3.      Bagaimanakah dalam menyikapi dengan lingkungan yang kumuh di sekitar lokasi TPA sampah?.
C.    Tujuan Magang
1)   Mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi dan menginventarisasi permasalahan yang  dihadapi pengelola, pemerintah dan masyarakat di dalam penanganan dan pengendalian dampak yang terjadi karena adanya tempat pemrosesan akhir sampah yang ada di Desa Banyuroto.
2)   Mahasiswa dapat mengetahui apa manfaat yang terdapat di TPA sampah.
3)   Mahasiswa dapat mengetahui yang tejadi kendala dalam pengelolaan sampah.
4)   Mahasiswa akan mencari bagaimana solusi untuk memecahkan masalah yang ada di TPA sampah Banyuroto.
   D.    Sasaran dan Lokasi Magang
1)   Sasaran
Yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan magang ini adalah Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Desa Banyuroto Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo.
2)   Lokasi
Lokasi magang bertempat di wilayah Pedukuhan Tawang Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
    E.     Metode
Dalam melaksanakan permagangan, penulis menggunakan analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity dan Threat). Analisis S.W.O.T. adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim S.W.O.T.(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats)
Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
Analisis S.W.O.T. dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.

Analisis S.W.O.T.
Matri analisis S.W.O.T. adalah sebagai berikut:

Kekuatan
(Strengths/S)
Kelemahan
(Weaknesses/W)
Peluang/Kesempatan
(Opportunities/O)
Strategi (SO)
Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Strategi (WO)
Strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Ancaman
(Treats/T)
Strategi (ST)
Strategi dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
Strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.


Penjelasan Matrix S.W.O.T.
1.      Strategi SO (Strength and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan/kelompok, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2.      Strategi ST (Strength and Threats). Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3.      Strategi WO (Weakness and Oppurtunity). Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4.      Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta S.W.O.T.menurutFred R. David, 2008, Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis.
Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
Komponen S.W.O.T.
a.       Kekuatan (Strenghts).
b.      Kelemahan (Weakness).
c.       Peluang (Opportunities).
d.      Ancaman (Threats).

Rangkuti, 2000 menulis bahwa analisis S.W.O.T. didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Strengths dan Oppurtinities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses dan Threats. Matrik S.W.O.T. dapat menggambarkan secara jelas bagaimana Lingkungan Eksternal (peluang dan ancaman) yang dihadapi perusahaan, agar dapat disesuaikan dengan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) yang dimiliki. Analisis ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Anaisis Lingkungan Ekternal (ALE) adalah hal-hal yang berasal dari luar yang bisa mempengaruhi strategi, sedangkan Analisis Lingkungan Intern merupakan hal-hal berasal dari dalam yang bisa berpengaruh pada strategi.
F.     Rangkaian Aktivitas dan Strategi
Rangkaian aktivitas memuat tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
a.        Observasi
Pada kegiatan observasi tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut:
1)        Persiapan.
a)      Memberikan surat keterangan magang pada Pengelola TPA sampah Banyuroto Yaitu DPUPKP UPT Persampahan air limbah dan pertamanan dan Pemerintah Kecamatan Nanggulan guna meminta ijin magang pada kegiatan di TPA sampah Banyuroto.
b)      Mengundang kepala UPT dan pengelola beserta Pemerintah setempat dan masyarakat untuk memberikan informasi dan tujuan dari kegiatan magang yang dilakukan.
c)      Membuat jadwal kegiatan.
2)        Survey lokasi tempat magang.
a)      Pengamatan kegiatan pekerjaan di TPA sampah Banyuroto
b)      Pengamatan permasalahan yang ada di TPA sampah Banyuroto.
b.        Perkenalan
Pada kegiatan perkenalan tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut:
1)        Menemui Kepala Desa/Sekretaris  Desa di kantor desa, pada hari Sabtu 23 Februari 2019.
2)        Perkenalan dengan pengelola di lapangan  dan karyawan TPA sampah Banyuroto, pada hari Senin tanggal 23 Februari 2019.
c.         FGD (Focus Group Discusion)
Pada kegiatan ini pemagang mengadakan diskusi tentang:
1)        Permasalahan yangada di TPA sampah Banyuroto.
2)        Mencari solusi untuk penaganan masalah.
3)        Menginventarisasi permasalahan yang ada.
4)        Melakukan program aksi pemecahan masala.
G.  Waktu pelaksanaan, data yang diperlukan, pihak yang berperan
1.        Waktu pelaksanaan
Dalam pelaksanaan magang penulis membagi waktu sebagai berikut:
                                          a.         Phase persiapan 2 minggu.
                                          b.         Phase pengumpulan data dan informasi di lapangan 2 minggu.
                                          c.         Phase pengolahan data dan informasi 3 minggu.
                                         d.         Phase penulisan laporan 3 minggu.
2.        Data yang diperlukan
Bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan magang antara lain:
                                          a.         Data geografis wilayah yang menjadi obyek magang.
                                          b.         Data demografi wilayah yang menjadi obyek magang.
                                          c.         Keadaan ekonomi, sosial dan budaya wilayah yang menjadi obyek magang.
                                         d.         Keadaan pemerintahan desa yang menjadi obyek magang.
                                          e.         Lembaga-lembaga sosial di wilayah yang menjadi obyek magang.
3.             Pihak yang berperan
                                          a.         Pengelola TPA sampah Banyuroto.
                                          b.         Aparatur Pemerintah Desa Banyuroto.
                                          c.         Karyawan TPA sampah Banyuroto
                                         d.         Masyarakat lingkungan.
H.    Strategi magang yang ditempuh melalui:
1.             Perkenalan
Perkenalan merupakan tahap awal yang dilakukan untuk saling memperkenalkan diri antara peserta magang dengan pengelola TPA sampah dan anggota karyawan TPA sampah.


2.             Fasilitasi
                                          a.         Musyawarah dengan pengelola dan masyarakat.
                                          b.         Menjembatani dalam menyelesaikan permasalahan.
                                          c.         Membantu mencari solusi jika ada permasalahan.
3.             Pendampingan
Bekerjasama dengan pengelola TPA sampah Banyuroto, Kampus, Pemerintah Desa maupun Instansi yang terkait dengan TPA sampah.
I.       Peran Mahasiswa Dalam Kegiatan Magang
Adapun peran mahasiswa dalam kegiatan permagangan adalah sebagai berikut:
1.             Mediator
Mediator merupakan pendamping dan menjembatani masyarakat dengan pengelola TPA sampah Banyuroto.
2.             Fasilitator
Pemagang memfasilitasi sebagai fasilitator dan akan selalu berkoordinasi baik kepada pengelola sampah, Pemerintahan. Masyarakat maupun pekerja di TPA sampah Banyuroto.
3.             Pendamping.
Dalam pendampingan mahasiswa akan melakukan koordinasi kesemua pihak, dan aktif memberikan masukan serta aktif dalam kegiatan di lokasi atau lapangan.


J.       Hasil Yang Diharapkan.
1.         Bagi Mahasiswa
                                     a.          Menambah wawasan/pemahaman bagi mahasiswa tentang peran UPT Persampahan Air Limbah dan pertamanan dalam pengelolaan akhir sampah.
                                    b.          Dengan adanya kegiatan magang mahasiswa memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang di peroleh dari kegiatan belajar dari kampus.
                                     c.          Dalam pelaksanaan magang bagi mahasiswa dapat melatih untuk berinteraksi langsung dengan pengelola sampah bersama masyarakat.
                                    d.          Mahasiswa dapat melakanakan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melatih bersosialisasi dalam memecahkan masalah yang di hadapi dan mencarikan solusi secara bersama-sama dengan pengelola TPA sampab Banyuroto.
                                     e.          Dengan kegiatan magang ini mahasiswa mampu bekerjasama dengan pengelola sampah dan pemerintah desa sehingga mampu menciptakan semangat dan kekuatan baru untuk meningkatkan kinerja dalam pengelolaan sampah.

2.         Bagi Pengelola TPA sampah Banyuroto
                                     a.          Memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam pemecahan masalah.
                                    b.          Pengelola TPA sampah mendapatkan wawasan, pengetahuan, motivasi untuk pengendalian dampak TPA sampah.
                                     c.          Diharapkan dari hasil pengelolaan sampah bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

K.    Faktor Pendukung Dan Penghambat        
1.         Faktor Pendukung
                                     a.          Adanya objek TPA sampah Banyuroto.
                                    b.          Ada UPT Persampahan yang menangani dalam pengelolaan sampah.
                                     c.          Ada aktifitas kegiatan lapangan.
                                    d.          Rumah tinggal pemagang ada di lokasi magang.
2.         Faktor Penghambat
                                     a.          Belum adanya kesepahaman dan kesepakatan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
                                     b.          Tenaga kerja belum di maksimalkan.
                                     c.          Sulitnya pemagang berkoordinasi dengan pengelola TPA dengan masyarakat.








BAB II
DESKRIPSI LOKASI MAGANG DAN SASARAN MAGANG
Sebelum melakukan proses permagangan, pemagang melakukan observasi terlebih dahulu untuk memperoleh data yang akurat dengan teknik wawancara maupun diskusi kelompok atau Focus Group Discusstion (FGD) bersama dengan masyarakat dan pengelola TPA sampah yang ada di tempat pemrosesan sampah yang menjadi obyek magang. FGD merupakan langkah awal untuk mengetahui potensi dan masalah  yang ada di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Desa Banyuroto.
Kabupaten Kulon Progo memiliki beberapa pengelolaan sampah yang terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Kulon Progo, baik Bang Sampah , TPS3R, maupun TPA. Salah satunya berada di Dusun Tawang yang terletak di Kecamatan Nanggulan, khususnya di wilayah Desa Banyuroto. Desa Banyuroto merupakan salah satu desa yang memiliki potensi TPA yaitu Tempat Pemrosesan Akhir sampah yang dipunyai oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo yang dikelola oleh DPUPKP
Desa Banyuroto terdiri dari 8 Pedukuhan yang mempunyai karakteristik dan corak yang berbeda-beda dalam memberi motivasi kegiatan pekerjaan di TPA sampah Desa Banyuroto agar pekerjaan tidak banyak menimbulkan dampak negatif. Desa Banyuroto dapat terbantu dengan adanya TPA terutama dalam membuka peluang kerja dan meningkatkan ekonomi bagi masyarakat sekitarnya untuk bekerja sebagai karyawan TPA sampah karena memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitanya. Di Desa Banyuroto ada 2 pengelolaan sampah yaitu TPS3R yang berada di pedukuhan Sambiroto dan TPA sampah yang ada di pedukuhan Tawang.
TPA sampah Banyuroto terdapat beberapa potensi yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat, tenaga kerja, pupuk organik, biogas dan peralatan.
Gambaran tentang wilayah Desa Banyuroto yang meliputi :
A.    KEADAAN WILAYAH DESA BANYUROTO
1.        Batas Wilayah
Secara geografis wilayah Desa Banyuroto terletak paling ujung sebelah selatanKecamatan Nanggulan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pengasih. Adapun keterangan lebih lengkap batas desa Banyuroto sebagai berikut:
a.         Sebelah Utara              : Desa Giri Purwo Kecamatan Girimulyo
b.         Sebelah Selatan           : Desa Sendang Sari Kecamatan Pengasih
c.         Sebelah Barat              : Desa Sidomulyo Kecamatan Pengasih
d.        Sebelah Timur             : Desa Donomulyo Kecamatan Nanggulan
2.      Orbitasi
a.         Jarak Geografis:
1)        Ke gunung                                    :    2 Km
2)        Ke Laut                                        :  40 Km
3)        Ke Pasar                                       :     1 Km
4)        Ke Bandara                                  :   40 Km
5)        Ke Terminal                                  :   8 Km
6)        Ke Stasiun                                    :   7 Km
7)        Ke Wisata Pantai                          :   30 Km
8)        Ke Kantor Polisi                           :     7 Km
9)        Ke Perbatasan Kabupaten            :     3 Km
10)    Ke Perbatasan Propinsi                :     25 Km
11)    Ke Perbatasan Negara                  : 270 Km

b.         Jarak Ke Pusat Pemerintahan:
1)        Ke Kecamatan Nanggulan           :   3 Km (10 menit)
2)        Ke Kabupaten Kulon Progo         : 5 Km (15 menit)
3)        Ke Provinsi DIY                          : 42 Km (45 menit)
4)        Ke Ibukota Negara RI                 : 500 Km
3.        Topografi
a.         Ketinggian di Atas Permukaan Laut  : 600-700 m
1)        Suhu                                             : 18-30̊ C
2)        Curah hujan                                  : 2,500/3,000 mm/th


4.        Luas Wilayah Menurut Penggunaan
Luas wilayah Desa Banyuroto secara keseluruhan adalah 731.97 Ha yang merupakan tanah hak milik dan hak pakai bagi warga desa tersebut. Adapun tanah tersebut difungsikan untuk berbagai kepentingan masyarakat maupun kepentingan umum lainnya. Pembagian penggunaan tanah tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel II.1
Luas Tanah dan Penggunaannya
No.
Penggunaan Tanah
Luas (Ha)
1
Pemukiman                            
123,8800
2



Persawahan
·      Irigasi ½ tehnis                : 35,0300ha
·      Irigasi teknis                    : 70,0000
·      Tadah hujan                     : 61,4500 ha               
166,4800



3
Pekarangan
300,0000
4
Makam/kuburan                     
4,6100
5
Perkantoran                            
0,5000
6
Prasarana umum lainnya  
482,0000

JUMLAH
731,9700
Sumber : Data Profil Desa Banyuroto 2018
Berdasarkan tabel II.1 dapat diketahui bahwa bidang tanah yang terdapat di wilayah Desa Banyuroto dengan batas-batas yang jelas difungsikan untuk berbagai kepentingan yang sebagian besar adalah untuk permukiman yang tersebar di 8 padukuhan.
5.      Jumlah Penduduk
a.       Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk.
1)      Jumlah Penduduk.
Penduduk merupakan potensi yang sangat menentukan maju mundurnya perkembangan suatu wilayah, karena penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan dalam hal ini penduduk sebagai perencana dan pelaksana pembangunan. Oleh sebab itu unsur penduduk harus mendapatkan perhatian baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Jumlah penduduk Desa Banyuroto akhir tahun 2018 : 4.124 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.329 yang terbagi menurut jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel II.2
Jumlah Penduduk Desa Banyuroto Memuat Jenis Kelamin
No
Jenis kelamin
Jumlah (jiwa)
1
Laki-laki
2.035
2
Perempuan
2.089

Jumlah
4.124
Sumber : Data profil Desa Banyuroto tahun 2018
2)      Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk (population density)merupakan ukuran demografi yang menyatakan besarnya rasio angka perbandingan antara jumlah penduduk di suatu daerah/negara dengan luas tanah atau daratan di suatu daerah tersebut.
Kepadatan Penduduk Arithmatik (kasar)
                        Rumus : Kpt =    Km²
Kpt      : Kepadatan penduduk Arithmatik (kasar)
P          : Jumlah penduduk suatu daerah pada tahun tertentu.
LD       : Luas daerah tertentu
Diketahui :      P                      = 4.124 jiwa
LD                   = 731.97 Ha
1 Ha                = 0,01 Km²
731.97             = 7.3197 Km²
Kpt      =   × 1 Km²
                                    =  jiwa /Km²
                                    = 563 jiwa / Km²
          Artinya bahwa jumlah penduduk Desa Banyuroto rata-rata per kilometer persegi adalah 563 jiwa, tanpa memandang mata pencaharian dengan luas wilayah baik lahan pertanian ataupun tidak.

b.      Perubahan Penduduk
Jumlah penduduk suatu daerah selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada  waktu tertentu jumlah penduduk dapat berubah menjadi berkurang tetapi bisa juga mengalami pertambahan dari waktu sebelumnya.
Perubahan jumlah penduduk merupakan akibat langsung dari terjadinya peristiwa-peristiwa demografi yang meliputi kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar.
Terjadinya kelahiran dan migrasi masuk mengakibatkan jumlah penduduk bertambah, sedangkan kematian dan migrasi keluar mengakibatkan perubahan penduduk berkurang. Pertumbuhan penduduk dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu: kurang dari 1% termasuk kateegori pertumbuhan penduduk rendah, 1% - 2% tergolong sedang sedangkan  lebih dari 2% tergolong pertumbuhan penduduk tinggi. Berikut Perubahan penduduk Desa Banyuroto dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.3
Perubahan Penduduk Desa Banyuroto
No.
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah (jiwa)
1
Kelahiran
11
18
29
2
Kematian
9
15
24
3
Datang
20
22
42
4
Pindah
20
16
36
Sumber : Data Potensi Desa Banyuroto 2018
Tabel II.3 adalah tabel untuk mengetahui pertambahan jumlah penduduk Desa Banyuroto, maka dapat dihitung angka pertambahan penduduk sebagai berikut:
                       
                        B = Kelahiran
                        D = Kematian
                        I  = Datang
                        E = Pindah
                        =
                        =
                        = 0,26
Jadi angka pertambahan penduduk Desa Banyuroto pada tahun 2018 adalah 0,26, dan tergolong pertambahan penduduk rendah.

6.      Pendidikan Penduduk
Tingkat pendidikan penduduk akan berpengaruh terhadap kemajuan disuatu wilayah. Semakin banyak penduduk yang mempunyai pendidikaan yang cukup akan semakin cepat pula perubahan kemajuan di suatu wilayah karena akan tumbuh inovasi-inovasi baru walaupun pendidikan bukan merupakan jaminan. Pendidikan akan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan desa jika didukung dengan pengalaman dan semangat yang tinggi. Tingkat pendidikan di Desa Banyuroto dapat dilihat pada tabel berikut ini:


Tabel II.4
Komposisi Penduduk Menurut Lulusan Tingkat Pendidikan (3-56 tahun)
No
Tingkat pendidikan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persen tase
1
Usia 3-6 th. yang belum masuk TK
75
100
175
4,24%
2
Usia 3-6 th. yang sedang TK/PAUD
100
108
208
5,07%
3
Usia 7-18 th. Tidak pernah sekolah
100
100
200
4,85%
4
Usia 7-18 th. Sedang sekolah
200
300
500
12,12%
5
Usia 18-56 th. Tidak pernah sekolah
50
70
120
2,91%

Usia 18-56 th. Tidak tamat SD
124
120
244
5,92%

Tamat Sd/sederajat
405
415
820
19,88%

Tamat SMP/sederajat
410
327
737
17,87%

Tamat SMA/sederajat
535
464
999
24,22%

Tamat D1/D2sederajat
7
7
14
0,34%

Tamat D3/sederajat
13
14
27
0,65%

Tamat S1/sederajat
44
34
77
1,87%

Tamat S2/sederajat
1
1
2
0,05%

Jumlah
2064
2060
4124
100,00%
Sumber : Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Tabel II.4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/sederajat, namun demikian pendidikan tidak menjadi penghalang semangat warga memenunjukkan dukungan dan karya-karyanya  kepada desa.
7.      Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Semakin banyak masyarakat yang mempunyai mata pencaharian akan mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Berikut ini adalah tabel komposisi mata pencaharian penduduk Desa Banyuroto.
Tabel II.5
Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Persentase
1
Petani
986
1.060
2.046
78,66%
2
PNS
28
10
38
1,46%
3
Pedagang
10
15
25
0,96%
4
Perawat swasta
-
4
4
0,15%
5
TNI
3
-
3
0,12%
6
POLRI
12
-
12
0,46%
7
Pengusaha kecil dan menengah
40
14
54
2,08%
8
Dukun kampung terlatih
-
3
3
0,12%
9
Jasa pengobatan alternatif
2
-
2
0,08%
10
Dosen swasta
1
-
1
0,04%
11
Pengusaha besar
5
-
5
0,19%
12
Seniman
1
-
1
0,04%
13
Kary. Perusahaan swasta
185
108
293
11,26%
14
Kary. Perusahaan pemerintah
58
55
113
4,34%
15
TKI
1
-
1
0,04%

Jumlah
1.332
1.269
2.601
100,00%
Sumber : Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Dari tabel II.5 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk (78,66 %) mempunyai mata pencaharian petani. Persentase petani yang besar sangat tepat untuk pengembangan wisata agro atau agro wisata.
  1. Agama Dan Kepercayaan
Warga masyarakat dapat merasakan kehidupan bertetangga yang nyaman jika penduduknya mengamalkan agama/kepercayaannya masing-masing tanpa dipengaruhi unsur-unsur yang dapat memecah belah kerukunan dalam bertetangga dan beragama. Berikut ini tabel penganut agama dan kepercayaan di Desa Banyuroto.
Tabel II.6
Komposisi Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
No
Agama
Laki-laki
Perem-puan
Jumlah
Persentase
1
Islam
2023
2069
4092
99,22%
2
Kristen Protestan
7
8
15
0,36%
3
Kristen Katolik
12
5
17
0,42%

Jumlah


4.124
100,00%
Sumber : Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Dari data tabel II.6 menunjukkan bahwa komposisi agama yang ada di Desa Banyuroto cukup beragam dan saling hidup berdampingan, rukun dan menjunjung tinggi  toleransi dalam beragama. Dengan rasa toleransi yang tinggi akan tercipta suasana kondusif tanpa ada perbedaan.
9.      Penduduk Berdasar Cacat Fisik & Mental
Penduduk berkebutuhan khusus harus mendapatkan perhatian dan penanganan dari desa maupun pemerintah sehingga para penyandang berkebutuhan khusus tersebut bisa terpenuhi kebutuhan maupun hak-haknya. Para penyandang berkebutuhan khusus harus mendapatkan pendidikan dan ketrampilan seperti warga yang lain.  Berikut ini data penduduk Desa Banyuroto berkebutuhan Khusus.
Tabel II.7
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Cacat
No
Cacat fisik
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Tuna rungu
13
7
20
2
Tuna wicara
6
3
9
3
Tuna netra
4
2
6
4
Sumbing
1
-
1
5
Idiot
1
1
2
6
Gila
1
1
2
7
Stres
4
1
5
Sumber : Data Profil Desa Banyuroto tahun 2018
Tabel II.7 menunjukkan bahwa Desa Banyuroto terdapat beberapa penderita cacat baik cacat fisik maupun cacat mental,  yang terbanyak adalah penderita cacat tuna rungu. Warga yang demikian dapat diberikan kursus-kursus keterampilan sehingga dapat diberdayakan.


UNTUK BAB 2 SAMPAI 5 BISA DIUNDUH PADA LINK DI BAWAH INI.

Untuk mengunduh file .doc KLIK DI SINI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pisang goreng vanili harum dan krispi

Pisang goreng vanili yang harum dan krispi siapa yang tidak suka dengan olahan pisang? sepertinya semuanya bakal suka resep pisang goreng...