ANALISIS USAHA
PEMBUATAN BATU BATA MERAH
DIAJUKAN OLEH :
PAGUYUBAN PELAKU USAHA KECIL
“SUBUR MANUNGGAL”
ALAMAT : TANJUNGHARJO, NO.31, NANGGULAN, KULON PROGO
TAHUN 2013
PAGUYUBAN PELAKU USAHA KECIL
SUBUR MANUNGGAL
Alamat : Tanjungharjo No. 31 Nanggulan, Kulon
Progo
Telp. 087738988513 / 081328734059
Lamp : 1 bendel
Hal : Analisis Usaha
Kepada Yth.
Bupati Kulon Progo
di Wates
Dengan hormat,
Menindaklanjuti proposal yang telah kami
ajukan sebelumnya, dengan ini kami Paguyuban Pelaku Usaha Kecil “Subur
Manunggal” mengajukan Analisis Usaha pengoptimalan produksi batu bata merah dan
genteng yang ada di wilayah Kecamatan Nanggulan dengan merubah alat produksi
manual menjadi alat produksi menggunakan mesin berteknologi sehingga hasil yang
diharapkan bisa mencapai produk yang
berkwantitas dan berkawalitas guna mencukupi kebutuhan pembangunan di
wilayah Kabupaten Kulon Progo.
Demikian
analisis usaha ini kami sampaikan, atas perhatian dan terkabulnya permohonan
kami ucapkan terima kasih.
Nanggulan, 8 April 2013
Ketua
Hertogen
|
|
PPUK “Subur Manunggal”
Seksi Pengembangan Usaha
Bambang Pranoto, SE
|
Camat Nanggulan
...............................
|
Mengetahui
|
Penasehat
PPUK “Subur Manunggal”
Tukimin, HS
|
Tembusan :
1. DEPERINDAG dan ESDM
2. BAPPEDA
3. Arsip
PAGUYUBAN PELAKU USAHA KECIL
SUBUR MANUNGGAL
Alamat : Tanjungharjo No. 31 Nanggulan, Kulon
Progo
Telp. 087738988513 / 081328734059
A.
LATAR BELAKANG
Pembangunan
yang
berkelanjutan banyak memberikan
peluang bagi banyak orang.
Apalagi ditunjang pendapatan yang semakin meningkat
sehingga memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti properti.
Dari hal inilah sebuah peluang muncul dalam
pengadaan material utama pendukung dalam
pembangunan properti yaitu batu bata. Meskipun
dewasa ini sudah ditemukan inovasi bahan
pengganti batu bata dalam membuat
dinding bangunan, tetapi sebagian besar masyarakat
masih menggunakan batu bata.
B.
MANFAAT
Hasil dari
usaha produksi batu bata ini
adalah batu bata merah sebagai bahan
untuk pembuatan
dinding bangunan, yang tingkat
kekuatan dan kesejukannya dalam pembuatan rumah
sangat tinggi jika dibandingkan dengan bahan yang menggunakan batu
bata pres.
C.
PERSYARATAN
LOKASI
Mengenai lokasi
usaha yang perlu diperhatikan adalah mempunyai letak transportasi
yang mudah dijangkau
dari lokasi pemasaran dan lolasi luas sehingga memungkinkan pembuatan tempat
untuk Pencetakan, Penjemuran,
Pembakaran dan Penampungan
Bata Batu
Merah yang siap
dipasarkan.
1.
Penyiapan Sarana
dan Peralatan.
a.
Pemilihan Lahan
Carilah lahan
tanah merah yang berbentuk perbukitan/membukit, dan tekstur
tanah merahnya sangat
liat, jangan yang terlalu banyak mengandung
pasir, tanah yang bertektur tersebut akan mengurangi
kekuatan dari batu bata. Juga dekat dengan sumber air, sebagai
bahan campuran tanah merah.
b.
Pembuatan
Bangunan / Pabrik.
Ukuran luas bangunan ± 30 M2
Pabrik terdiri
dan 4 Bagian, yaitu :
1) Ternpat Pengadukan dan
Pencetakan
2) Tempat Penjemuran
3) Tempat Pembakaran
4) Tempat Pengumpulan Batu
Bata siap dipasarkan.
c.
Peralatan
1)
Mesin Pencetak
Bata berfungsi sebagai pengaduk tanah merah
agar menjadi liat sampai dengan
tercetaknya bata
2)
Mesin
Domping,
Mesin Domping berfungsi sebagai
penggerak mesin pencetak bata
3)
Gerobak Kayu
4)
Gerobak
Arco
5)
Cangkul
6)
Sekop
d.
Bahan Bakar
1)
So1ar
2)
Kayu
Ulin
e.
Bahan
Campuran
1)
Air
2)
Minyak
Sawit
2. Proses Pencetakan
Tahapan Pencetakan :
-
Tanah merah yang telah terkumpul disiram dengan air sekupnya.
-
Masukan tanah merah tersebut dengan menggunakan sekop ke dalam mesin
pancetak bata.
-
Berikan minyak sawit di tempat keluarnya cetakan bata pada mesin agar bata
dapat tercetak rapi, apabila cetakan bata yang keluar dari mesin cetak belum
padat atau pecah, pekerjaan bisa diulanggi, dengan memasukan kembali tanah
merah (bata) ke dalam mesin pencetak sampai cetakan bata yang keluar
betul-betul padat dan rapi.
-
Potong
cetakan bata yang memanjang dengan alat potong yang
telah tersedia. Dalam satu kali pemotongan
menghasilkan
3 biji bata.
-
Angkat dan letakan atau susun hasil cetakan yang sudah terpotong rapi ketempatnya.
Dengan mesin pencetak
bata dan 3 orang karyawan dalam 1
hari dapat mencetak 5000 biji bata. Bahan
bakar yang digunakan adalah solar.
Solar yang diperlukan dalam setiap
produksi 1000 biji bata sebanyak 1 liter
3.
Proses
Penjemuran.
Penjemuran
dilakukan sampai baru bata mengering. Penjemuran ini membutuhkan waktu 5 hari non stop, dengan
catatan cuaca cerah.
4.
Proses
Pembakaran
-
Proses
pembakaran dilakukan selama 48
Jam (2 hari)
non stop. Setiap satu kali
pembakaran terdapat 70.000
biji bata. Bahan bakar yang digunakan
adalah potongan kayu ulin, agar bahan
bakar tahan
lama. Potongan Kayu ulin
yang digunakan sebanyak 2,5 ret dump
trek.
-
Jika
kondisi cuaca cerah (musim kemarau), pembakaran
dapat dilakukan setiap 20 hari. Apabila kondisi
cuaca di musim
penghujan,
maka pembakaran hanya dapat dilakukan 1
kali dalam 1 bulan.
5.
Batu
Bata Merah siap Dipasarkan.
Hasil dalam 1 kali pembakaran atau
70.000 biji biasanya di beli oleh 2 konsumen ( 2 buah rumah).
Ruang lingkup pemasaran adalah wilayah Kulon Progo. Ukuran untuk batu bata merah
Panjang 19 cm x
Lebar 9 cm x Tebal 5cm.
D.
ANALISIS
EKONOMI PEMBUATAN BATU BATA MERAH
Lahan yang
digunakan utuk usaha pembuatan bata
merah ini bersifat pinjam pakai, sehingga pada
setiap
hasil dari 1 kali pembakaran si
pemilik tanah mendapatkan keuntungan
sebesar Rp.
1.000.000,-.
E.
BIAYA
PARSIAPAN FASILITAS
1.
Mesin Pencetak
Bata Rp. 40.000.000,-
2.
Mesin
Domping Rp. 5.000.000.-
3.
Pembuatan
Bangunan Pabrik dan Perlengkapan Lainya Rp. 15.000.000,-
Seperti :
a.
Mesin
Air
b.
Drum
Air
c.
Gerobak
Arco
d.
Gerobak Kayu
e.
Cangkul
f.
Skop
g.
Dan
lain-lain . + Jumlah
Rp.60.000.000,-
4.
Biaya
Operasional
a. Sewa Lahan (pinjam pakai) Rp 1.000.000,-
b. Upah Karyawan 70.000 biji @ Rp. 140,- Rp 9.800 000,-
c. Bahan Bakar Solar 70 Liter @ Rp. 6.500,- Rp 455.000.-
d. Potongan Kayu Ulin 2,5 Ret
@Rp. 550.000,- Rp. 1.625.000,- +
Jumlah Rp.12.880.000,-
5.
Hasil
Pemasaran
Harga Jual Bata
70.000 biji @
Rp. 450,- Rp 31.500.000,-
1) Perhitungan Hasil Penjualan Pembakaran
Pertarna .
Biaya Fasilitas + Biaya Operasional
Rp. 60.000.000,-
+ Rp. 12.880.000, : Rp. 72.880.000,-.
Hasil Penjualan : Rp. 31.500.000-
Selisih :
Rp. 41.380.000,-
2)
Perhitungan
Hasil Penjualan Pembakaran Kedua
Biaya Operasional
- :
Rp. 12.880.000,-
Biaya Sewa Lahan :
Rp. 1.000.800,-
Hasil Penjualan :
Rp. 31.500.000,-
Selisih : Rp. 17.620.000,-
3)
Perhitungan
Hasil Penjualan Pembakaran Ketiga
Biaya Oprasional :
Rp. 12.880.000.-
Biaya Sewa Lahan : Rp. 1.000.000,-
Hasil Penjualan
:
Rp. 31.500.000,-
Selisih :
Rp. 17.620.000,-
4)
Perhitungan
Hasil Penjualan Pembakaran Keempat
Biaya Oprasional :
Rp. 12.880.000.-
Biaya Sewa Lahan :
Rp. 1.000.000,-
Hasil Penjualan :
Rp. 31.500.000,-
Selisih : Rp. 17.620.000,-
ü Hasil Penjualan Pertama : Rp 41.380.000,-
ü Hasil Penjualan Kedua : Rp l7.620.000,-
Selisih
: Rp 23.760.000-
ü Hasil Penjualan Ketiga : Rp 17.620.000,-
Selisih :
Rp 6.140.000,-
ü Hasil Penjualan Keempat : Rp.17.620.000,-
KEUNTUNGAN :
Rp 11.480.000,-
Jadi pada usaha pembuatan batu bata, modal
awal akan kembali setelah penjualan hasil
pembakaran yang ke 4, dengan keuntungan
sebesar Rp. 11.480.000,-
ANALISA USAHA
#
Informasi dari Bp. Harjo
Penghitungan Batu Bata Merah Secara Manual
-
Tanah 1 colt : Rp 50.000,-
-
Tanah walet (di Grubuk) : Rp 50.000,-
+
Jumlah : Rp 100.000,-
Batu
bata yang dihasilkan sekitar 500
biji dengan harga
Ongkos
pembuatan1.000 bata, harga : Rp 100.000
Harga
mentah/seribu : Rp 240.000,
di tempat
Harga
jadi :
Rp 550.000 / seribu bata
Proses pembakaran pakai merang lebih irit,
tapi pembeli kurang suka, dikarenakan hasilnya kurang bagus.
-
Pakai merang Rp
250.000 untuk 4.000 bata
-
Pakai kayu ongkos bakar Rp
150.000 à 7.000 bata
·
Untuk bata 4.000 à 8
colt à Rp
800.000
Ongkos pembuatan 4 x 100.000 à Rp 400.000
Merang à Rp 250.000
Ongkos
bakar à Rp 200.000 +
Rp
1.650.000 ongkos bakar
·
Harga jual
4.000 x 550 : Rp 2.100.000 à harga jual
Rp 1.650.000 -
Rp
450.000 à keuntungan
·
Keuntungan per bata à harga 150 rupiah
Keuntungan 70.000 bata x 150 : Rp 10.500.000,-
Untuk
penjemuran tidak harus di tempat panas
F. PENUTUP
Demikian analisa usaha PPUK “Subur Manunggal”
dari Kecamatan Nanggulan. Kami berharap dan memohon agar penyampaian analisis
usaha ini sebagai tindak lanjut dari proposal kami sebelumnya dapat segera
direalisasi.
Nanggulan, 8 April 2013
Ketua
Hertogen
|
|
PPUK “Subur Manunggal”
Seksi Pengembangan Usaha
Bambang Pranoto, SE
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar